Karakteristik Fisik Substrat Bacterial Cellulose pada Sumber Nitrogen yang Berbeda
DOI:
https://doi.org/10.32678/tropicalbiosci.v2i1.5998Kata Kunci:
Bacterial cellulose, kadar air, kadar serat, ketebalan, rendemenAbstrak
Bacterial cellulose (BC) merupakan polisakarida polimer yang dihasilkan oleh bakteri penghasil selulosa. BC dikenal oleh masyarakat dengan sebutan ‘Nata’. Acetobacter xylinum merupakan salah satu bakteri penghasil selulosa dalam jumlah besar. Kebutuhan bakteri dalam membentuk selulosa membutuhkan unsur-unsur makro, seperti C, H, O, N, S, P, dan Se, yang berasal dari berbagai substrat, seperti air kelapa, air beras, dan tomat. Kebutuhan nitrogen dalam pembuatan BC secara komersial umumnya dipenuhi dengan penambahan ZA. Penggunaan ZA umum digunakan masyarakat karena harganya murah dan mudah diperoleh. Akan tetapi, apabila kadarnya melebihi 0,5% dari bahan total, dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh manusia. Oleh karena itu diperlukan alternatif sumber nitrogen lain seperti ekstrak kecambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter fisik dengan perbedaan perlakuan sumber nitrogen dari ZA dan ekstrak kecambah pada berbagai variasi dan kombinasi substrat, diantaranya air kelapa, air beras, tomat, air kelapa-tomat, air kelapa-beras, dan air beras-tomat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pada masing-masing substrat dan hasil yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif. Formula pembuatan BC yaitu 50 mL substrat, 5 gram gula, 2 gram ZA, 2 gram ekstrak kecambah, 2 gram asam asetat glasial, dan 2 mL starter (A. xylinum). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak kecambah sebagai alternatif ZA cenderung efektif dalam pembentukan BC, ditunjukkan dengan ketebalan tertinggi 2,5 cm dan rendemen tertinggi 80%. Akan tetapi, kadar serat ZA lebih unggul, yaitu sebesar 3%, sedangkan kadar air pada kedua perlakuan berkisar 97-99%.
Unduhan
Referensi
Hamad, A., Kristiono, K. (2013). Pengaruh penambahan sumber nitrogen terhadap hasil fermentasi Nata de Coco. Momentum 9(1): 62–65.
Hastuti, M., Andriyani, M., Wiedyastanto, A., Gisyamadia, D.S., Margono. (2017). Pemanfaatan ekstrak kecambah kacang hijau sebagai sumber nitrogen alternatif dalam pembuatan Nata de Lerry. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-8. Semarang: Fakultas Teknik Wahid Hasyim.
Hendrarti, E.N., Nasarani, R.A.A. (2020). Ekstrak kecambah kacang hijau sebagai pengganti amonium sulfat (ZA) dalam pembuatan Nata de Whey. Polbatanyoma 2(3): 116–112.
Kholifah, S. (2010). Pengaruh penambahan ZA dan gula terhadap karakteristik fisik, organoleptik dan kandungan logam nata de coco. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Naomi, R., Idrus, R.B.H., Fauzi, M.B. (2020). Plant-vs. bacterial-derived cellulose for wound healing: A review. Int J Environ Res Public Health 17(18): 1–25. https://doi.org/10.3390/ ijerph17186803
Priyantini, W., Mustikaningtyas, D., Priyono, B. (2017). Evaluasi sifat fisik Nata de Coco dengan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen. Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Putranto, K., Taofik, A. (2017). Penambahan ekstrak toge pada media Nata de Coco. Jurnal Kajian Islam, Sains, dan Teknologi 10(2): 138–149.
Wang, J., Tavakoli, J., Tang, Y. (2019). Bacterial cellulose production, properties and applications with different culture methods – A review. Carbohydrate Polymers 219: 63–76. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2019.05.00