Pengaruh Konsentrasi Ozon terhadap Cemaran Mikroba, Kekeruhan, dan Total Dissolved Solids pada Proses Pembuatan Produk Air Minum dalam Kemasan
DOI:
https://doi.org/10.32678/tropicalbiosci.v3i1.8801Keywords:
Cemaran mikroba, kekeruhan, ozon, TDSAbstract
Pemberian ozon diketahui dapat meningkatkan kualitas Air Minum dalam Kemasan (AMDK) dengan cara menurunkan jumlah cemaran mikroba, nilai kekeruhan, dan Total Dissolved Solids (TDS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ozon terhadap jumlah cemaran mikroba, nilai kekeruhan, dan TDS pada proses pembuatan AMDK. Percobaan dilakukan dengan menguji AMDK dengan menggunakan variasi konsentrasi ozon 0; 0,05; 0,15; 0,3; dan 0,4 ppm. Parameter yang diuji meliputi cemaran mikroba, kekeruhan, dan TDS. Metode yang digunakan untuk pengujian cemaran mikroba yaitu Angka Lempeng Total (ALT), pengujian koliform dengan membran filter, pengujian kekeruhan dengan turbidimeter, dan pengujian TDS dengan TDS meter. Hasil yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik inferensial. Berdasarkan hasil penelitian, ozon berpengaruh signifikan terhadap jumlah cemaran mikroba dengan penurunan jumlah mikroba paling optimal diperoleh pada konsentrasi ozon 0,3 ppm. Pada uji cemaran koliform, penurunan paling optimal diperoleh pada konsentrasi ozon 0,05 ppm. Pemberian ozon berpengaruh signifikan terhadap tingkat kekeruhan dengan penurunan tingkat kekeruhan paling optimal diperoleh pada konsentrasi ozon 0,15 ppm. Pada uji TDS, ozon berpengaruh signifikan terhadap nilai TDS dengan penurunan nilai TDS paling optimal diperoleh pada konsentrasi ozon 0,05 ppm. Semakin tinggi konsentrasi ozon yang diberikan pada sampel maka jumlah cemaran mikroba, nilai kekeruhan, dan TDS semakin menurun.
Downloads
References
Agustini, S., Rienoviar. (2011). Pengaruh konsentrasi ozon terhadap cemaran mikroba pada air minum dalam kemasan. Jurnal Dinamika Penelitian Industri 22(1): 44−51.
Amelia, F. (2019). Identifikasi bakteri coliform pada air minum dalam kemasan (AMDK) yang diproduksi di Kota Batam. Jurnal Simbiosa 8(1): 85−92.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan (2022). IAI dan BPOM gelar FGD Bisphenol A (BPA) dan Dampaknya bagi Kesehatan. Samarinda: BPOM.
Badan Standardisasi Nasional. (2004). SNI 19-4370-2004 tentang Botol plastik untuk Air Minum dalam Kemasan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2015). SNI 01-3553-2015 tentang Air Mineral. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standardisasi Nasional. (2015). SNI 01-3554-2015 tentang Cara Uji Air Minum dalam Kemasan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Gafur, A.B.D., Andi, D.K., Rahman. (2017). Studi kualitas fisik kimia dan biologis pada air minum dalam kemasan berbagai merek yang beredar di Kota Makassar Tahun 2016. Higiene 3(1): 37−46.
Handayani, L., Sinardi, A.S.I. (2017). Pengaruh kualitas air minum dalam kemasan terhadap konsentrasi ozon. Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNIFA. Makassar: Universitas Fajar.
Hendrizon, Y. (2012). Rancang bangun alat ukur tingkat kekeruhan zat cair berbasis Mikrokontroler AT8S51 menggunakan sensor fototransistor dan penampil LCD. Jurnal Fisika Unand 1(1): 6−11.
Nabih, F.N., Anang T., Melastri R. (2021). Pengaruh konsentrasi ozon terhadap nilai pH dan Total Dissolve Solid (TDS) Produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK). Distilat 7(2): 347−352.
Nicola, F. (2015). Hubungan Antara Konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid) dan TSS (Total Suspended Solid) dengan Kadar Fe2+ dan Fe Total pada Air Sumur Gali. Jember: Universitas Jember.
Rangel, K., Cabral F.O., Lechuga G.C., Carvalho J.P.R.S., Villas-Bôas M.H.S., Midlej V., De-Simone S.G. (2021). Detrimental effect of ozone on pathogenic bacteria. Microorganisms 10(40): 1−17.
Said, N.I. (2007). Disinfeksi untuk proses pengolahan air minum. JAI 3(1): 15−28.
Siwiendrayanti, A., Mardiana, Irwan B., (2008). Penurunan kadar BOD5 air limbah pemotongan ayam (RPA) Pasar Rejomulyo Semarang pada pengoperasian Trickling Filter dengan berbagai variasi frekuensi sirkulasi. Jurnal Kemas 4(1): 49−59.
Sofia, R.D. (2019). Perbandingan hasil disinfeksi menggunakan ozon dan sinar ultra violet terhadap kandungan mikroorganisme pada air minum isi ulang. Agroscience 9(1): 82−92.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Suslow, T.V. (2004). Ozone Applications for Postharest Disinfection of Edible Horticultural Crops. California: ANR Publication.
Tseng, C., Li C. (2008). Inactivation of surface viruses by gaseous ozone. J. Environ. Health 70: 56–63.
Wiliantari, P.P., Besung, I.N.K, Ketut, T.P.G. (2018). Bakteri Coliform dan Non-Coliform yang Diisolasi dari Saluran Pernapasan Sapi Bali. Buletin Veteriner Udayana 10(1): 40−44.