Tradisi " Seleh Taun Mapag Taun " (Sebuah Kajian Budaya)
DOI:
https://doi.org/10.32678/tsaqofah.v6i02.3511Kata Kunci:
upacara adat, seleh taun mapag taun, masyarakat sundaAbstrak
Seleh Taun Mapag Taun adalah nama upacara tradisional dalam masyarakat sunda berkaitan dengan tahun baru Islam yaitu tahun baru hijriah, yang diperingati setiap tanggal 15 Muharam. Istilah "Seleh Taun Mapag Taun" dapat diartikan "seleh taun" maksudnya pergantian tahun, sedangkan "mapag taun" artinya menyambut tahun baru. "Seleh" identik juga dengan "seren" yang berarti serah terima atau melepas tahun lalu dengan segala kenangannya dan menyambut tahun baru untuk lebih baik lagi. Kegiatan upacara tersebut dilakukan di Bumi Adat dan dipimpin oleh Ketua Adat atau populer disebut Bapak Kuncen dan dibantu oleh sesepuh-sesepuh serta sebagian anggota masyarakat baik yang memiliki garis keturunan dengan Bumi Adat maupun tidak. Tujuan upacara "Seleh Taun Mapag Taun" ini adalah sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada "karuhun" (leluhur) yang telah mendirikan perkampungan untuk anak cucunya sampai sekarang. Adapun rasa syukur ditujukan semata-mata kepada Allah Swt, baik itu mata pencaharian, tempat tinggal yang subur, letentraman, dan kedamaian. Keberadaan simbol-simbol yang terdapat dalam upacara tersebut, seperti pembuatan tumpeng lulugu (pusaka), opak beureum (merah), opak bodas (putih), hayam hideung (ayam hitam), hayam bodas (ayam putih), dan hayam hawuk(ayam abu-abu, serta pakaian aria, yang dikenakan dalam upacara ini, memiliki makna nilai-nilai luhur yang mendalam. Terlepas dari kepercayaan masyarakat setempat, ternyata dalam pelaksanaan upacara ini mengandung mengandung sistem kerja yang harmonis secara gotong royong dan kekeluargaan.
Kata Kunci : Upacara adat, Seleh Taun Mapag Taun, masyarakat Sunda.



