Mulud Fatimah di Banten (Gender dalam Upacara Keagamaan)

Authors

  • Siti Fauziyah

DOI:

https://doi.org/10.32678/tsaqofah.v13i2.3393

Keywords:

Mulud, Fatimah, Gender, Upacara, Keagamaan

Abstract

Terdapat pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam upacara keagamaan.  Laki-laki biasanya berada di depan atau dalam wilayah publik, artinya laki-laki bertugas dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu ritual keagamaan.  Adapun perempuan  biasanya berada di belakang atau dalam wilayah domestik, artinya perempuan bertugas menyediakan perlengkapan yang berkaitan dengan konsumsi atau jamuan atau berkat pada upacara keagamaan.  Pembagian peran ini sebenarnya tidak menjadi masalah selama tidak ada pihak yang merasa dirugikan.  Mengingat dalam setiap upacara keagamaan selalu ada makanan atau minuman, maka sebenarnya posisi perempuan dalam ritual keagamaan sangatlah penting.  Namun keadaan demikian juga bisa menjadi masalah jika pembagian peran  domestik ini dianggap tidak penting oleh masyarakat. Akibatnya perempuan akan tetap menjadi masyarakat kelas dua. Meskipun masyarakat Banten mengakui kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek, namun dalam prakteknya perempuan di Banten hanya bisa eksis di kelompok sesama perempuan dalam upacara keagamaan, tetapi tidak bisa eksis di  kelompok laki-laki atau campuran.  Salah satu bentuk ritual yang yang bertajuk perempuan dan  sampai sekarang masih dilakukan oleh kaum  perempuan Banten adalah Mulud Fatimah

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2015-12-28