PERAN WALI DALAM PERSPEKTIF FIQIH
Isi Artikel Utama
Abstrak
Suatu perkawinan menurut Islam, akan sah hukumnya apabila telah memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan, dimana perkawinan antara laki laki dan perempuan dilaksanakan di depan dua orang saksi laki-laki dengan menggunakan lafad ijab dan qobul Menurut para fuqoha, ijab biasanya diucapkan oleh wali mempelai perempuan dan qobul (pernyataan menerima) diucapkan oleh pihak laki-laki. Salah satu syarat dan rukun dalam perkawinan adalah keberadaan wali. Setiap madzhab mengemukakan pendapat terkait dengan peran wali dalam pernikahan yang bersumber dari Alquran, sunnah dan atsar sahabat.
Unduhan
Rincian Artikel

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Tazkiyya: Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan dan Kebudayaan is an Open Access Journal. The authors who publish the manuscript in this journal agree to the following terms:
Tazkiyya: Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan dan Kebudayaan is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. This permits anyone to:
- Share - copy and redistribute the material in any medium or format
- Adapt - remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
Under the following terms:
-
Attribution - You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
-
ShareAlike - If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
Referensi
Anshari, M., 2009. Perkawinan di Indonesia, Jakarta: Pustaka Pelajar.
Aziz Muhammad Azam, Abdul dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, 2011. Fiqh Munakahat. Jakarta: Amzah.
Al Asqalani, Ibnu Hajar, t.t. Fathul Bari IX, Matbaah Salafiyah.
Al-Jaziri, Abdurrahman, 2015. Kitab al Fiqh ala Mazahibul al-Arba’ah, Vol. IV Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
Al Jaziri, 1990. Al Fiqh ‘ala Madzahib al Arba’ah, Beirut, Dar el Kitab, al-Ilmiyyah.
Al.Syarakhsi, 1989. Al-Mabsut V, Beirut : Dar al Fikri.
Al-Muhaddab, Al Syirazi,t.t. Fi Fiqhi Imam Syafi’i, Semarang: Toha Putra.
An Nawawi, Zakaria, 1996. Al-majmu’ Syarah Muhaddab XVII, Beirut, dar El Fikr.
Az-Zuhaili, Wahbah, 2008. Al-Fiqh Asy Syafi’i al-Muyassar, Jakarta: al Mahira.
Zuhaily, Muhammad, 2010. al-Mu’tamad fi al Fiqh as-Syafi’i. Surabaya: Imtiyaz.
Badruzaman, Abad, 2003. Mengapa Nabi Muhammad SAW Berpoligami Tulung Agung: STAIN Tulung Agung Press.
Dimyati, t.t. I’anat at Tholibin III, Daar al Kutub al Arobiyyah
Gani Abdullah, Abdul, 1994. Pengantar KHI dalam Tata Hukum Indonesia I, Jakarta: Gema Insani Press.
Hasan Bisri, Cik, 1998. Peradilan Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Huda, Miftahul, t.t. Hukum Keluarga (Potret Keragaman Perundang-undangan di Negara-negara Muslim Modern), Malang: Setara Press.
Huda, Miftahul, 2016. Studi Kawasan Hukum Perdata Islam. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.
al Syafi’i, Idris. 1986. al-Umm, Ismail Ya’kub ,Terj.VII.
Kementerian Kehakiman, 1982. Karn Sammana Karn Chai Kodmai Islam Nat Khet Changwad Patani, Naratiwat, Yala lea’ Setun. Bangkok: Kementerian Kehakiman.
Mahmood, Tahir, 1987. Personal Law in Islamic Countries: History, Text and Comparative Analisis. New Delhi: Academy of Law and Religion.
Nasiri, 2017. Perkawinan di Maroko, Syaikhuna, Volume 8 Nomor 1.
Nasution, Khoiruddin, 2005. Hukum Perkawinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dengan Cademia.
Nasution, Khoiruddin, 2009. Status Wanita di asia Tenggara, Studi Terhadap Perundang-undangan Perkawinan Muslim Kontemporer di Indonesia dan Malaysia, Leiden-Jakarta: INIS.
Ghozali, Abdul Rahman. 2008. Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana.
Siripachana, Narong, 1975. Kwam Penma Khon Kodmi Islam Le’ Dato’ Yuttitham Bangkok: PT. Popit Press.
Tulab, 2006. Tinjauan Status Wali Dalam Perkawinan Berdasar Pendekatan Feminis.
Qudamah, Ibnu, 1984. Mughni Syarkh Kabir VII, Beirut: Dar El Fikr.
Qoyyim al Jauziyyah, Ibnu, 1970. Zada al Ma’ad fii Huda Khair al-‘Ibad IV, Mesir: Musthafa Babi al Halabi wa al-Aulad.
Undang-undang Islam Thailand tentang Hukum Keluarga Islam Pasal 40 ayat (2)
Undang-undang Islam Thailand tentang Hukum Keluarga Islam Pasal 41 ayat (1).
Undang-undang Yordania No.61 Tahun 1976 pasal 13
Wahid, Marzuki, 2014. Fiqh Indonesia: Kompilasi Hukum Islam dan Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam dalam Bingkai Politik Hukum Indonesia, Bandung: Penerbit Marja.
