Implikasi Al-Quran Suroh Al-Mu‘minun Ayat 13-14 Terhadap Pendidikan

Main Article Content

Hafid Rustiawan

Abstract

Dalam perspektif ahli pendidikan, yang paling pertama dan paling utama yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap anak adalah pendidikan. Oleh karena itu pendidikan terhadap anak harus diberikankan semenjak dini, namun tidak semua orang memiliki perspektif yang sama, sehingga pendidikan sering terabaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap awal periode pendidikan dan aspek pendidikan yang terkandung dalam al-Qur’an, khususnya dalam suroh al-Mu’minun ayat 13-14. Kajian ini menjadi penting, mengingat al-Qur’an adalah sumber pokok ajaran Islam yang pertama dan utama, dan suroh al-Mu’minun ayat 13-14 adalah diantara ayat-ayat al-Qur’an yang jadi landasan dalam memahami proses penciptaan manusia, sedangkan pendidikan juga harus memperhatikan aspek manusia. Tujuan penulisan adalah untuk mengungkap isi kandungan al-Qur’an suroh al-Mu’minun ayat 13-14, guna keperluan mendapatkan kejelasan teori pendidikan yang dapat dipahami sebagai implikasi dari makna yang terkandung  dalam suroh al-Mu’minun ayat 13-14, dengan pertimbangan  bahwa suroh al-mu’minun memberikan petunjuk tentang proses penciptaan manusia. Karena pendidikan harus memperhatikan manusia (peserta didik), maka kandungan ayat tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pendidikan. Hasil kajian terhadap ayat al-Qur’an suruh al-Mu’minun ayat 13-14 dipahami bahwa manusia diciptakan dari dua unsur. Pertama unsur materi, yaitu unsur yang membentuk fisik/jasmaniah manusia. Materi tersebut adalah nuthfah yang berasal dari sari pati tanah (sulalah min thin). Nuthfah yang bakal tumbuh menjadi embrio (janin) adalah yang sudah terjadi integrasi/pembuahan dari sperma dan ovum. Nuthfah tumbuh berkembang dan berubah menjadi alakoh dan kemudian menjadi mudhgoh, kemudian membentuk izom dan kemudian menjadi lahm. Periode tersebut dinamakan sebagai periode ovum (periode nuthfah), sebab pada saat itu sudah mulai terjadinya pertumbuhan dan perkembangan sehingga membutuhkan perawatan. Berdasarkan proses kejadian tersebut, pendidikan fisik (jasmani) harus dimulai  semenjak terjadinya pembuahan, Pendidikan yang diberikan adalah pendidikan yang terfokus pada pemeliharaan fisik, dengan tujuan agar janin tetap sehat dan kuat sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Pendidikan tersebut dinamakan pendidikan tidak langsung (indirect). Unsur kedua adalah unsur immateri, yang membentuk psikhis/ruhiyah manusia. Ruh merupakan ciptaan Alloh sebagai daya hidup manusia, sehingga manusia mampu menggunakan potensinya. Ruh ditiupkan kepada janin ketika  berusia 120 hari, sehingga janin menjadi  hidup, memiliki pendengaran, penglihatan, serta indera yang menangkap pengertian, gerakan dan sebagainya.  Berdasarkan proses kejadian tersebut, pendidikan ruhiyah hendaknya segera dilaksanakan semenjak terintegrasi ruh kepada janin, pendidikan tersebut diberikan dalam rangka mengembangkan potensi ruhani (psikhis) anak, sebab jika ruh sudah diintegrasikan, janin menjadi hidup dan seluruh potensi psikhis (ruhani) manusia mulai berkembang

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles

References

Abdul Mujib Kepribadian Dalam Psikologi IslamRajagrafindi, Jakarta, 2006
Abddul Rahman Utsman, Nabih, Manusia Dalam Tiga Dimensi, Terjemahan Tajudin, Bungkul Indah, Surabaya, 1994
Abdurrahman Kasdi dan Hamka Hasan,(Bandung: Mizan,2003
Agus Mustofa. Menyelam Ke Samudera Jiwa & Ruh. (Malang: Padma Press, 2008
A.W.Munawwir.Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Surabaya.Pustaka
Ali Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani at-Tatbiyah ar-Rauhiyah, Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 2000
Alivermana, Wiguna.Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam. Yogyakarta: 2014
Asnawan.Cakrawala Pendidikan Islam. Yogyakarta: Absolute Media. 2012
Baharuddin. Paradigma Psikologi Islam. Studi Tentang Elemen Psikologi dari Al Qur'an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007
Rahardjo, M. Dawam. Ensiklopedia Al-Qur'an. Jakarta: Paramadina, 1996
Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Bari 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2008
Harun Nasution.Akal dan Wahyu Dalam Islam. Jakarta: UI;Press,1986)
Harun Nasution, Muhammad Abduh, 1993
Hasan Langgulung. Pendidikan Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna. 1985
Hasan. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2006
Imam Al-Ghazali.Ilmu Dalam Perspektif Tasawuf al-Ghazali.terj. Muhammad Baqir, Bandung: Karisma,1996
Jumantoro, Totok, Psikologi Da’wah, Surabaya Amzah, 2001
Lings, Martin, “what Is Sufism?” Membedah Tasawuf, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1987
Muhaimin et.al Paradigma Pendidikan Islam Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001
Nash Hamid Abu Zaid,Menalar Firman Tuhan,Wacana Majaz Dalam Al-Qur’an Menurut Mu’tazilah.terj.
Qasem, Abdul. Etika Al Ghazali (Etika Majemuk Di Dalam Islam. Bandung Penerbit Pustaka, 1988
Ramayulis, Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Kalamulia. 2010
Shihab, M.Quraish. Dia Dimana-mana. Jakarta:Penerbit lentera Hati, 2005
Suprayetno, W. Psikologi Agama, Medan, Perdana Mulya Sarana, 2009
Tim.Redaksi.Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi III (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
Wathoni, Lalu Muhammad Nurul. Integrasi Pendidikan Islam dan Sains. Ponorogo: CV Uwais Inspirasi Indonesia. 2018
W.J.S.Poerwadaerminta.Kamus Umum Bahasa Indonesia,Edisi III (Jakarta.Balai Pustaka,2005)
Wiyono, Slamet . Menejemen Potensi Diri. Grasindo.
Zakiah Daradjat. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah Jakarta: Ruhama. 1995