Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketergantungan Petani Kopi Kepada Tengkulak Kopi
Main Article Content
Abstract
Tengkulak merupakan jembatan atau sarana para petani dalam memasarkan atau menjual hasil kebunnya. Meskipun kehadiran tengkulak atau penadah pada masyarakat cenderung dipandang negatif dalam sistem perekonomian petani. Padahal peran tengkulak tersebut tidak selalu bersifat negatif, tengkulak memiliki sisi positif, salah satu peran penting tengkulak dalam aspek ekonomi adalah sebagai role penggerak ekonomi di Desa Bumi Genap Kecamatan Runjung Agung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini membahas faktor-faktor kuat yang membuat petani kopi tidak bisa lepas dari jerat tengkulak. Peran pemerintah yang mendukung juga dibutuhkan petani agar tidak lagi menggantungkan hasil tani nya kepada tengkulak. Koperasi yang dikhusus dalam membantu petani dalam teknik budidaya dan pengolahan biji kopi, pengelolaan dan penguatan kelembagaan sehingga kualitas kopi yang dihasilkan dapat lebih terklasifikasikan sehingga kemampuan petani dalam bertani tidak hanya dari pengalaman pribadi. Dukungan pemerintah dalam program Lembaga Keuangan Mikro juga diharapkan dapat membantu petani bergantung dalam keadaan paceklik (pasca panen) demi membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mayoritas para petani kopi.
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Tazkiyya: Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan dan Kebudayaan is an Open Access Journal. The authors who publish the manuscript in this journal agree to the following terms:
Tazkiyya: Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan dan Kebudayaan is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. This permits anyone to:
- Share - copy and redistribute the material in any medium or format
- Adapt - remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially.
Under the following terms:
-
Attribution - You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
-
ShareAlike - If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original.
References
Ardiansyah. 2023. Menaikkan Kelas Kopi Sumatera Selatan . Detiknews. BPS. Produksi Kopi Sumsel.
Defitri, Y. 2016. “Pengamatan beberapa penyakit yang menyerang tanaman kopi (Coffea sp) di Deesa Mekar Jaya kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat.” Jurnal Media Pertanian, 1 (2), 78–84.
Distan. 2019. Sejarah Perkembangan Kopi. Dinas Pertanian.
Gita, T. 2021. Koperasi Mitra Malabar- Mensejahterakan Petani Kopi. Jurnal Inagri.
Idris, M. F., & Aliffiati, I. (n.d.). Tengkulak dalam Sistem Ekonomi Petani Hortikultura Etnis Tengger Brang Wetan.
Kemenlu. 2024. Kopi Indonesia. Kemenlu. Marlian. Petani Kopi Desa Bumi Genap.
Martauli, E. D. 2018. Analysis of Coffee Production in Indonesia. JASc (Journal of Agribusiness Sciences), 1(2), 112–120.
Megasari, L. A. 2022. Ketergantungan Petani terhadap Tengkulak sebagai Patron dalam Kegiatan Proses Produksi Pertanian (Studi di Desa Baye Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri). UNAIR.
Pahlevi, R. 2024. Jadi Daerah Penghasil Kopi Terbesar, Pemprov Luncurkan Kopi Sumsel. DetikSumbagsel.
Purwasih, D. A., Hamid, I., & Hidayah, S. 2022. Ketergantungan Petani Karet Pada Tengkulak Di Desa Tebing Tinggi Kecamatan Kelumpang Tengah Kabupaten Kotabaru. Huma: Jurnal Sosiologi, 1 (1), 16–28.
Ramadhan. 2021. Melihat Fenomena Petani Jual Kopi ke Tengkulak. Asumsi.
Titisari, P. 2016. Alternatif Tindakan Meningkatkan Pendapatan Petani Kopi Rakyat Kabupaten Jember. UNEJ E-Proceeding, 217–230.
Wardati, I., Irawan, T. B., Setyoko, U., & Salim, A. 2023. Pemberdayaan Bakteri Akar sebagai Solusi Pengurangan Penggunaan Pupuk Anorganik pada Budidaya Kopi: Empowering Root Bacteria as a Solution to Reducing the Use of Inorganic Fertilizers in Coffee Cultivation. NaCosVi: Polije Proceedings Series, 200–207.