MEMBANGUN BUDAYA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN BERKESADARAN GENDER

Authors

  • Dedi Sunardi

Abstract

Pandangan-pandangan yang bias gender telah mengakar dalam wacana dan praktek keberagamaan dengan atau tanpa legitimasi ajaran agama, akan menjadi lebih sulit untuk dibongkar atau didekonstruksi jika peran-peran tiap elemen mayarakat terutama kyai atau ulama sebegai tokoh agama tidak diperhitungkan. Sebab para kyai/ulama dengan kelebihan pemahamannya terbadap masalah-masalah agama, seringkali dilihat sebagai orang yang selalu dapat memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam, sehingga mereka dianggap memiliki kedudukan yang tidak terjangkau, terutama oleh orang awam. Pemindahan kompetensi dalam bidang agama ke tangan para kyai dalam suatu masyarakat bukan merupakan suatu realitas yang muncul dengan tiba-tiba, melainkan sudah melalui historisisme seusia dengan umur masyarakat itu sendiri. Sebagai institusi pendidikan tertua di Indonesia, pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi yang penting sebagai: agen perubahan sosial {agent of social change). Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah santri pada tiap pesantren menjadikan lembaga pendidikan tradisional ini layak diperhitungkan dalam kancah pembangunan bangsa di bidang pendidikan dan moral

Kata Kuna: Gender, Pendidikan Pesantren, Kesetaraan

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2021-01-26