DIALEKTIKA MANAJEMEN KOMUNIKASI DALAM PERUSAHAAN

Authors

  • Dewi Widowati Universitas Serang Raya

Keywords:

Dialektika, Manajemen Komunikasi, Perusahaan

Abstract

Manajemen Komunikasi merupakan tren baru yang menggabungkan dua bidang ilmu sosial, yaitu bidang Manajemen dan bidang Komunikasi. Phillip Kotler adalah pakar manajemen pemasaran yang memiliki terobosan baru ini, yang pada akhirnya memperkaya dan mengembangkan kedua bidang ilmu tersebut. Perusahaan yang notabene adalah organisasi merupakan wadah tempat orang-orang yang terlibat dalam organisasi menyatukan visi- misi nya untuk mencapai tujuan organisasi melalui berbagai kegiatan dalam organisasi atau perusahaan. Berbagai permasalahan dalam organisasi akan datang silih berganti, yang memerlukan penanganan khusus oleh manajemen perusahaan. Permasalahan-permasalahan inilah yang dimaksud sebagai “dialektika” dalam organisasi, yaitu bertemunya impuls-impuls perbedaan yang bersinggungan antar orang-orang dalam organisasi.
Implementasi Manajemen komunikasi menjadi penting diperhatikan bagi insan organisasi agar upaya yang dilakukan dalam menjalankan kegiatan dapat berhasil maksimal dan bergantung juga pada faktor psikologis, yaitu sikap. Beberapa hal yang masuk dalam sikap, yaitu sisi kognitif (pengetahuan), afektif (rasa), dan konatif (perilaku). Sisi kognitif merupakan awal sebuah perilaku muncul, kemudian masuk pada sisi afektif, apakah pesan yang merupakan “stimuli” memberikan rasa suka atau tidak suka bagi orang-orang dalam organisasi, barulah kemudian muncul bagaimana perilaku seseorang.
Manajemen adalah bidang yang berupaya mengatur, mengelola, merencanakan, mengarahkan kegiatan perusahaan. Sementara komunikasi adalah bidang ilmu yang membahas mengenai proses penyampaian pesan atau informasi yang mengalir dalam perusahaan, baik itu secara vertikal (downward & upward), horizontal, dan diagonal. Manajemen Komunikasi memberikan kemudahan bagi para manajer untuk mengendalikan perusahaan dengan cara pendekatan yang berbeda, yaitu menggunakan sisi komunikasi efektif dalam menyampaikan “pesan penugasan”, sehingga suasana lebih menyenangkan, nyaman, dan iklim kerja yang kondusif sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Manajer mampu memahami apa yang dihadapi bawahannya ketika harus menyelesaikan pekerjaan, tanpa men”judge” secara negatif ketika bawahan menghadapi hambatan saat menjalankan tugasnya dan mampu mangatasi krisis perusahaan.
Salah satu kasus yang berkaitan dengan manajemen komunikasi dalam menangani krisis, yaitu PT Krakatau Steel ketika harus mengambil keputusan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tahun 1995-1996. Berbagai upaya dilakukan untuk proses PHK ini, dengan memberikan penawaran pensiun dini yang dikenal dengan program P2DAPS (Permohonan Pensiun Dini Atas Permintaan Sendiri) yang berada pada posisi menyenangkan bagi kedua belah pihak, yaitu bagi karyawan maupun pihak perusahaan. Untuk lebih memastikan apa yang diterima karyawan dalam program ini sesuai dengan yang semestinya, PTKS dibantu oleh konsultan “Price Water House”. Pada akhirnya program ini diterima oleh karyawan, sehingga jumlah karyawan yang semula 9000 orang menjadi 6000 orang.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Dewi Widowati, Universitas Serang Raya

Dosen Universitas Serang Raya

Published

2017-01-11