Medan Makna Ketaatan dalam Bahasa Arab

Authors

  • Hatta Raharja Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin, Dakwah, dan Adab IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Keywords:

Medan Makna, Lexical Field, Al-Haql al-Dilâliy, Semantics Field, Derivasi

Abstract

Ada sebuah pendapat tentang jaringan kosakata yang menghubungkan antara satu dan yang lainnya sehingga mencapai kepada sebuah kata inti yang bermakna umum, yaitu “Pendapat A. Lehrer dalam Semantic Fields and Lexical Structure (Amsterdam: North Holland, 1974) yang mengutip pendapat Trier, menyatakan bahwa kosakata suatu bahasa itu terstruktur. Kosa kata suatu bahasa dapat diklasifikasikan menjadi beberapa butir leksikal yang berhubungan dengan medan konseptual dan dibagi menjadi ruang makna (semantic space) atau ranah makna (semantic domain). Beliau  juga percaya bahwa medan bahasa itu tidak terisolasi, sehingga medan-medan bahasa tersebut akan bergabung bersama membentuk bagian yang lebih besar lagi sampai pada akhirnya keseluruhan kosakata dapat masuk ke dalamnya”. Penelitian ini pada dasarnya akan memperkuat pendapat Lehrer dengan menganalisis leksem-leksem di dalam Al-Qur’an yang memiliki komponen-komponen makna yang sama sehingga menemukan medan makna ketaatan dalam bahasa Arab berdasarkan kajian di Al-Qur’an. Leksem yang dikaji dalam penelitian ini ada empat, yaitu: tâ‘ah, salima, ‘awwâb, dan qânit. Leksem-leksem ini dengan berbagai perubahan bentuk kata, baik secara derivatif maupun inflektif sehingga menjadi korpus yang akan dicari komponen maknanya, serta diinformasikan tentang kedudukan makna leksem ketika berada dalam konstruksi kalimat (dibaca: ayat). Untuk itu dibutuhkan beberapa kitab tafsir. Pengumpulan korpus dilakukan dengan cara menginventarisir data yang diambil dari sumber-sumber data di kitab-kitab tafsir dan dikumpulkan agar memudahkan analisa secara komprehensif. Setelah mendapatkan komponen makna dari setiap leksem selanjutnya masing-masing komponen makna tersebut akan dibandingkan satu dengan yang lainnyaKesimpulan yang akan dibangun di penelitian ini adalah adanya jaringan yang menghubungkan antara leksem-leksem ketaatan dalam Al-Qur’an, baik dilihat dari sisi komponen makna maupun ketika berada dalam konstruksi kalimat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al-‘Askari, Abu Hilal. Al-Furûq fi Al-Lughah, Beirut: Dâr al-Afâq al-Jadîdah,1979, cet. ke-3
Aminuddin. Semantik Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001, Cet. Ke-2
Chaer, Abdul. Linguistik: Suatu Pengantar, Bandung: Angkasa, 1987, cet. ke-4
Hidayatullah, Moch. Syarif. Cakrawala Linguistik Arab, Tangerang Selatan: Alkitabah: 2012
Katamba, Francis. Modern Linguistics: Morphology, London: The Macmillan Press Ltd., 1994
Kridalaksana, Harimurti. "Pendahuluan", dalam Djoko Kentjono, ed., Dasar-Dasar Linguistik Umum Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1990
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001, edisi ke-3
Laurie Bauer, Introducing LinguisticMorphology Edinburgh: Edinburgh University Press, 1988.
Martin Haspelmath, Understanding Morphology, New York: Oxford University Press Inc., 2002
MS., Moh. Matsna. Orientasi Semantik Al-Zamakhsyari, Jakarta: Anglo Media, 2006.
Mujahid, Abdul Karim. Al-Dilâlah Al-Lughawiyah ‘inda Al-‘Arab, T.tp.: T.pn., t.t.
P.H. Matthews, Morphology (edisi kedua), New York: Cambridge University Press., 1991
S.C.Dik dan J.G. Koij, Ilmu Bahasa Umum, Jakarta: RUL-Pusat Bahasa, 1994, Terjemahan Algemene Taalwetenschap oleh T.W. Kamil.
Stump, Gregory T. Inflexion Dalam Andrew Spencer dan Arnold M. Zwicky (ed)., The Handbook of Morphology Malden: Blackwell Publisher Ltd., 1998
T. Fatimah Djajasudarma, Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna, Bandung: Refika Aditama, 1999
Umar, Ahmad Mukhtar, ‘Ilm al-Dilâlah, Kuwait: Maktabah Dâr al-'Arabiyyah li al-Nasyr wa al-Tawzî‘, 1982.

Downloads

Published

2015-06-15